alt/text gambar
alt/text gambar

Rabu, 23 Juli 2014

Brudah Pasirpangaraian


Ungkapan yang menyebut kesenian tradisional kian diminati tak berlaku untuk Dikie Berudah. Di Rohul kesenian bernafas Islam tersebut semakin marak dan berkembang.

Riauterkini-PASIRPANGARAIAN- Dzikir Burudah, atau biasa di sebut dengan bahasa Melayu Pasirpangaraian Rokan Hulu “Dikie Burudah” terus mengalami kemajuan pesat di Kabupaten Rokan Hulu, bahkan di Kecamatan Rambah, keberadaan kelompok kesenian tradisional Melayu Pasir ini sudah mencapai 33 group.

Dikie Burudah, merupakan kesenian Asli Melayu Rohul warisan leluhur turun temurun suku Melayu Pasir pada jaman kerajaan Rambah. Pada era ke emasan kerajaan Rambah, kesenian tradisional Dikie Burudah biasa tampil di dalam pesta-pesta kerajaan, namun pada jaman moderen serba teknologi ini, kesenian ini hanya tampil pada pesta syukuran, baik pesta pernikahan, sunatan, atau pun saat pesta memberi nama anak yang baru lahir.

Dalam penampilannya, anggota kesenian Dikie Burudah, yang rata-rata diisi oleh kamu adam, setiap anggota harus pintar memainkan alat musik rebana, membaca tulisan arab melayu, dan bisa bersanji (cerita) tentang rakyat pada jaman dulu bertemakan bernuansa kehidupan masyarakat Melayu, dan kental dengan agama Islam.

Keberadaaan kesenian ini, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Apalagi ada intruksi dari Bupati Rohul, Achmad, kepada segenap camat, dan Kepala Desa (Kades), agar ikut melestarikan kesenian asli Rohul, sehingga tidak lekang dimakan waktu yang semakin hari semakin maju. Bahkan Pemkab Rohul juga memberikan bantuan berupa alat kesenian untuk lestarinya kesenian tradisional Dikie Burudah di ‘Negeri Seribu Suluk’, yang kental dengan ajaran agama Islam.

Saat menghadiri dan melihat langsung latihan rutin bersama 33 group Dikie Burudah, dari 15 desa/kelurahan di Kecamatan Rambah, di kediaman Camat Rambah, H.T Rafli Armien S.Sos, di Desa Babussalam, Rambah, Selasa (4/1/11) malam. Bupati Achmad mengucapkan terimakasih kepada camat Rambah, atas perkembangan kesenian tradisional tersebut.

Bahkan Bupati salut terhadap warga Desa Pasir Maju, Kecamatan Rambah, daerah eks transmigrasi. Walau penduduknya mayoritas suku Jawa, namun perkembangan kesenian tradisional Dikie Burudah di desa tersebut juga berkembang, setara dengan kesenian Jawa lainnya, seperti Kuda Lumping, dan lainnya.

Diakui Bupati Rohul, dari sekian banyak kelompok Dikie Burudah yang tersebar di 16 kecamatan, Kecamatan Rambah merupakan daerah yang memiliki kelompok Dikie Burudah terbanyak, yaitu 33 group.

Menurut Camat Rambah, T Rafli Armein, dari 33 group Dikie Burudah, 25 group sudah mendapatkan bantuan alat kesenian, sedangkan group yang belum mendapatkan, sesuai janji Bupati tahun ini akan diberikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © 2013. R.Utama Berkarya - All Rights Reserved
Distributed By Blogger Themes | Template Created by BTDesigner Published by Super Cool Templates
Proudly powered by Blogger