Tari Mesalai merupakan salah satu jenis tarian yang beraal dari Provinsi Sulawesi Utara tepatnya berkembang di daerah Kepulauan Sangihe Talaud. Dahulu tarian ini dipakai dalam suatu upacara ritual sebagai perwujudan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang telah diberikanNya, tetapi dengan seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman tarian ini sering dipergunakan sebagai upacara adat syukuran, seperti perkawinan, khitanan, persemian bangunan, dan sebagainya.
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini biasa disebut dengan tegonggong yang juga diikuti dengan 5 irama dan di satukan dengan sasambo, 5 irama tersebut diantaranya:
Tengkelu Bawine (irama untuk wanita)
Tengkelu Sonda (irama untuk pria)
Tengkelu Sahola (irama lincah)
Tengkelu Balang (irama mendayung)
Tengkelu Duruhang (irama menyusur pantai)
Peralatan musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini biasa disebut dengan tegonggong yang juga diikuti dengan 5 irama dan di satukan dengan sasambo, 5 irama tersebut diantaranya:
Tengkelu Bawine (irama untuk wanita)
Tengkelu Sonda (irama untuk pria)
Tengkelu Sahola (irama lincah)
Tengkelu Balang (irama mendayung)
Tengkelu Duruhang (irama menyusur pantai)
Busana yang dipakai oleh para penari pria dan wanita adalah busana adat yang disebut laku tepu yang terbuat dari tumbuhan pisang, serta menggunakan atribut tutup kepala dan sapu tangan (lenso). Sedangkan para penari wanita juga memakai tambahan atribut seperti kalung, gelang, dan sapu tangan.
Dalam Tari Mesalai ada nilai kerukunan dan kesyukuran yang dapat kita resapi, nilai kerukunan tersebut dapat terbukti dengan terciptanya hubungan silahturahmi yang baik antar masyarakat, mereka hidup saling menghargai, gotong royong. Nilai-nilai kesyukuran ini pun terwujud dari tujuan terselenggaranya tarian mesalai itu sendiri yaitu, para masyarakat di daerah Kepulauan Sangihe Talaud selalu bersyukur kepada Sang Pencipta atas segala sesuatu yang telah diberikanNya.
0 komentar:
Posting Komentar